Terlalu Cepat Mengunyah, Pencernaan Bisa Kacau, Ini Penjelasannya
  Senin, 24 Maret 2025 - 13:43:41 WIB
 
  
  
    
      
JAKARTA (BabadNews)  – Cara makan seseorang tak hanya menentukan rasa kenyang, tetapi juga memengaruhi proses pencernaan serta penyerapan nutrisi. Jika dilakukan terlalu cepat, kebiasaan ini justru dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama pada sistem pencernaan.
Ahli bedah dari National Health Service (NHS) Inggris, dr Karan Rajan, menjelaskan bahwa kecepatan makan memainkan peran penting dalam kesehatan usus dan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
"Ketika Anda makan terlalu cepat, Anda melewatkan beberapa mekanisme fisiologis yang dirancang untuk mengoptimalkan pencernaan," ujar Karan Rajan, seperti dikutip dari Hindustan Times, Jumat (21/3/2025).
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana makanan seharusnya dikunyah hingga halus dan tercampur dengan enzim amilase untuk membantu memecah karbohidrat menjadi gula. Namun, pada orang yang terbiasa makan terburu-buru, makanan yang belum tercerna dengan baik akan langsung masuk ke usus dalam bentuk potongan besar.
Hal ini memaksa bakteri usus bekerja lebih keras untuk memecah karbohidrat tersebut, yang dapat menghasilkan gas berlebih serta memicu perut kembung.
"Semakin banyak Anda mengunyah, semakin baik kerja enzim dan penyerapan nutrisi dalam saluran pencernaan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa makan terlalu cepat juga bisa memberi tekanan berlebih pada sfingter esofagus bagian bawah—katup yang berfungsi mencegah naiknya asam lambung. Akibatnya, risiko refluks asam dan nyeri ulu hati ikut meningkat.
Selain itu, refleks gastrocolic—reaksi tubuh untuk mengosongkan usus setelah makan—bisa menjadi berlebihan. Pada penderita sindrom iritasi usus besar, hal ini dapat memicu dorongan mendadak untuk buang air besar hingga diare.
Menurut Rajan, sistem pencernaan membutuhkan waktu untuk mengeluarkan cairan penting seperti empedu dan enzim. Jika makanan dikonsumsi dalam waktu singkat, tubuh tak sempat memproduksi cukup cairan tersebut, sehingga proses cerna dan penyerapan gizi menjadi tidak optimal.
Ia juga mengingatkan bahwa makan terburu-buru menghambat pelepasan hormon seperti kolesistokinin, GIP, dan GLP-1—yang berperan memberi sinyal kenyang ke otak. Tanpa sinyal ini, risiko makan berlebihan menjadi lebih tinggi.
Untuk menjaga pencernaan tetap sehat, dr Rajan menyarankan agar membiasakan makan secara perlahan dan dalam porsi kecil. Cara ini juga dinilai efektif dalam mengatur refleks gastrocolic dan mencegah gangguan pencernaan. (ant)
Sumber: Riaupos.com
	
    
    
	
	
Komentar Anda :