Terlalu Sibuk dengan Ponsel, Inilah Lima Momen Sederhana yang Terlupakan
Rabu, 23 April 2025 - 14:53:58 WIB
JAKARTA (BabadNews) – Kemajuan teknologi telah membuat hari-hari kita kini dipenuhi layar. Mulai dari bangun tidur di pagi hari hingga tidur lagi di malam harinya. Hidup kita seakan tak pernah lepas dari gawai: notifikasi, scrolling, dan segudang update digital.
Teknologi memang mempermudah banyak hal. Tapi sadarkah kita ada momen-momen sederhana yang perlahan menghilang dari hidup kita. Bukan hal besar, bukan pula yang heboh betul. Tapi justru hal-hal kecil yang dulu memberi rasa hangat dan tenang dalam keseharian.
Tanpa kita sadari, kita mulai kehilangan sentuhan manusiawi yang dulu begitu biasa, tapi ternyata sangat berarti. Dilansir dari laman DMNews, berikut lima hal indah yang mungkin sudah lama tidak kita alami, hanya karena dunia kita sekarang terlalu sibuk dengan layar gawai yang enggan lepas dari tangan kita.
1. Tenggelam dalam Buku
Ada keajaiban tersendiri saat kita benar-benar larut dalam sebuah buku sampai waktu berlalu tanpa terasa. Pengalaman membaca yang mendalam seperti itu kini makin langka. Sekarang, baru sepuluh menit membaca, pasti sudah tergoda untuk cek sosial media, atau pesan dari seseorang.
Kita menukar konsentrasi penuh dengan perhatian yang terpecah-pecah. Dan akibatnya, hilanglah kenikmatan menyelami cerita atau ide sampai dunia luar seakan menghilang. Itulah bentuk kebahagiaan yang kini makin sulit dijangkau karena kehadiran layar.
2. Ngobrol tanpa Gangguan
Masih ingat rasanya bicara sama seseorang tanpa melirik ponsel tiap lima menit? Saya ingat. Dan rasanya seperti kenangan dari masa lalu yang jauh. Dulu, saat ketemu teman buat ngopi, kita benar-benar ngobrol. Tak ada ponsel bergetar di meja, tak ada alasan "sebentar ya, aku bales ini dulu." Kita hadir sepenuhnya mendengar, merespons, tertawa bersama.
Sekarang, bahkan obrolan terbaik pun diiringi suara notifikasi grup, update berita, atau seseorang yang lebih sibuk merekam momen ketimbang menjalaninya. Fenomena ini bahkan punya istilah yaitu phubbing atau menelantarkan lawan bicara demi ponsel. Menurut Healthline, sekitar 32 persen orang mengalami phubbing dua sampai tiga kali dalam sehari. Itu berarti banyak kontak mata yang terlewat, dan banyak pembicaraan yang tak selesai.
Ini bukan tentang jadi pertapa atau hidup tanpa internet. Tapi tentang mengingat lagi rasanya hadir sepenuhnya untuk seseorang. Karena itu adalah jenis kebahagiaan yang tak bisa digantikan oleh layar manapun.
Dulu, rasa bosan bisa jadi pintu gerbang menuju kreativitas. Perjalanan jauh naik mobil. Mengantre. Duduk di teras rumah. Semua itu memberi ruang untuk pikiran. Kita bisa memikirkan ide-ide baru, membayangkan cerita, atau sekadar merenung.
Sekarang? Begitu ada jeda, kita langsung meraih ponsel. Penelitian menunjukkan rata-rata orang menghabiskan lebih dari empat jam sehari di ponsel dan sebagian besar waktunya dihabiskan di aplikasi yang tak memberi ruang untuk berpikir mendalam. Kita telah mengganti kebebasan pikiran dengan scroll tanpa henti.
Mungkin terasa 'menghibur', tapi juga membuat kita lebih lelah secara mental. Beberapa ide fresh justru muncul saat sedang sedikit bosan, berjalan tanpa musik, menunggu di ruang tunggu dokter, atau hanya menatap langit-langit kamar setelah bangun tidur. Kita kehilangan ruang kosong dalam pikiran. Dan dengan itu, kita kehilangan keindahan melamun tanpa tujuan.
4. Berjalan Tanpa Tujuan
Kapan terakhir kali kamu jalan kaki tanpa mendengarkan podcast atau mengejar target langkah? Tanpa tujuan. Tanpa playlist. Tanpa kamera yang siap merekam pemandangan estetik. Hanya berjalan, untuk menikmati berjalan.
Jika dahulu saat masih kecil kita sering berjalan tanpa arah dan justru menemukan hal-hal menarik seperti taman tersembunyi, atau warung yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Sekarang? kita buka Google Maps, cari rute tercepat, bandingkan rating kedai kopi. Rasa spontan itu lenyap. Kita jadi terlalu terorganisir bahkan dalam waktu santai. Dan dengan itu, hilanglah kebahagiaan dari hal-hal tak terduga.
5. Tidak Melakukan Apa-Apa
Keadaan tenang di mana tak ada jadwal, tak ada tuntutan, dan tak ada hal produktif yang harus diselesaikan. Sekarang, waktu luang sering terasa seperti sesuatu yang harus diisi. Nonton. Baca. Belajar. Upload.
Padahal dulu, tidak melakukan apa-apa itu normal, kita duduk lalu melamun sambil menatap langit. Menurut Robyne Hanley-Dafoe Ed.D., seorang penulis dan pakar kesejahteraan, "mengutamakan istirahat dan waktu untuk tidak melakukan apa-apa membuat kita bisa hadir lebih utuh untuk diri sendiri dan orang lain."
Dengan kata lain, 'tidak melakukan apa-apa' bisa sangat menyegarkan. Tapi sekarang, saat kita merasakan sedikit jeda, kita buru-buru mengisinya. Kita tak memberi otak kesempatan untuk beristirahat. Tak memberi ruang bagi hidup untuk bernapas. Dan itu adalah sebuah kehilangan.***
Sumber: Riaupos.com
Komentar Anda :