Jelang Musim Kemarau, 33,8 Persen Wilayah Riau Berisiko Tinggi Karhutla
Sabtu, 26 April 2025 - 13:27:57 WIB
PEKANBARU (BabadNews) – Sebanyak 33,8 persen wilayah Riau diprediksi masuk kategori risiko tinggi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang musim kemarau 2025. Kondisi ini diperparah dengan 35 persen wilayah lainnya yang tercatat dalam kategori risiko menengah, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa Riau bersama Sumatera Utara dan Sumatera Barat menjadi daerah dengan ancaman karhutla paling besar di Indonesia tahun ini. Ia menjelaskan bahwa pada Mei dasarian III, sekitar 26 persen wilayah Riau sudah mulai memasuki musim kemarau.
"Pada Juni 2025, risiko karhutla meningkat tajam, terutama di Riau dan Sumatera Utara. Sebanyak 33,8 persen wilayah Riau masuk kategori risiko tinggi, dan 35 persen lainnya kategori menengah," kata Ardhasena.
Menghadapi ancaman tersebut, Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla sejak 1 April hingga 30 November 2025. Status ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi kemungkinan memburuknya situasi di lapangan.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Jambore Karhutla 2025 resmi dibuka oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jumat (25/4/2025). Acara ini digelar untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam menghadapi potensi karhutla.
"Penetapan status siaga ini penting, karena menjadi dasar bagi kita semua untuk melakukan strategi pencegahan yang efektif," ujar Jenderal Sigit dalam sambutannya.
Kapolri menegaskan bahwa Polri bersama pemerintah daerah, sektor swasta, LSM, tokoh adat, akademisi, dan masyarakat harus berperan aktif dalam upaya pencegahan. Ia juga menekankan pentingnya edukasi massif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak serius dari karhutla.
"Polri mendukung penuh penyelenggaraan Jambore Karhutla yang sejalan dengan konsep Green Policing. Harapannya, kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran kolektif yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan," tambahnya.
Kapolri juga berpesan kepada seluruh peserta jambore untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan secara sungguh-sungguh. Materi dan pelatihan yang diberikan diharapkan menjadi bekal dalam membangun kapasitas diri serta meningkatkan kesadaran masyarakat.
BMKG mengingatkan bahwa puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli 2025, dengan potensi perluasan wilayah rawan karhutla semakin besar. Selain Riau, provinsi lain yang tercatat berisiko tinggi meliputi Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Peningkatan kewaspadaan, mitigasi dini, dan kolaborasi aktif seluruh elemen dinilai menjadi kunci utama dalam mencegah kerugian besar akibat karhutla di masa mendatang. ***
Sumber: Goriau.com
Komentar Anda :