Viral, Remaja Kritik Dedi Mulyadi Terkait Larangan Wisuda dan Penggusuran Bantaran
Senin, 28 April 2025 - 11:05:12 WIB
JAKARTA (BabadNews) – Sebuah video memperlihatkan perdebatan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan seorang remaja perempuan dari Kabupaten Bekasi menjadi viral di media sosial. Dalam perdebatan tersebut, remaja itu mengkritik kebijakan larangan wisuda sekolah dan penggusuran rumah di bantaran sungai yang dicanangkan Dedi.
Kritik Soal Larangan Wisuda
Remaja tersebut mempertanyakan kebijakan penghapusan wisuda di tingkat TK, SMP, dan SMA. Menurutnya, acara perpisahan penting sebagai bentuk kenangan setelah masa belajar berakhir.
Dedi Mulyadi menanggapi bahwa praktik wisuda di jenjang pendidikan dasar hingga menengah bukanlah tradisi yang umum di negara lain.
"Di negara mana TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda? Hanya di Indonesia," ujar Dedi, dikutip dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (27/4/2025).
Dedi juga menyoroti beban finansial yang ditanggung orang tua akibat pelaksanaan wisuda di sekolah-sekolah.
"Wisuda untuk siapa? Yang kuliah. Anak TK wisuda, bayar biaya lagi. Banyak yang rumahnya saja masih di bantaran sungai," tegasnya.
Menurut Dedi, kenangan indah tercipta bukan hanya dari acara perpisahan, tetapi dari seluruh proses belajar selama masa sekolah.
Perdebatan Berlanjut Soal Perpisahan
Meski begitu, remaja tersebut tetap berpendapat bahwa perpisahan sekolah penting untuk mengabadikan momen bersama teman-teman sebelum berpisah.
"Kalau enggak ada perpisahan, kita enggak bisa kumpul bareng teman-teman untuk terakhir kalinya," ujar remaja itu.
Menanggapi hal ini, Dedi menyarankan agar siswa yang ingin mengadakan perpisahan melakukannya secara mandiri tanpa melibatkan sekolah.
"Silakan kumpul sendiri, perpisahan sendiri. Tapi jangan pakai embel-embel sekolah," sarannya.
Penjelasan Soal Penggusuran Bantaran Sungai
Dalam diskusi itu, remaja tersebut juga menyampaikan keberatan atas kebijakan penggusuran rumah di bantaran sungai.
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk mencegah banjir yang lebih parah di wilayah tersebut.
"Kalau saya tidak melakukan ini, banjirnya bisa lebih parah lagi. Gubernur yang disalahkan. Sekarang sudah agak lumayan," ungkap Dedi.
Ia menegaskan bahwa setiap langkah yang diambil bertujuan untuk kebaikan masyarakat luas, dan dirinya siap menerima kritik serta berdialog lebih lanjut.
Dedi juga menyampaikan bahwa bantuan telah disalurkan untuk warga yang terdampak penggusuran.***
Sumber: Goriau.com
Komentar Anda :